Jumat, 03 Mei 2013

STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN, DAN KEMISKINAN



·         STRUKTUR PRODUKSI
Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional.
Bedasarkan lapangan usaha stuktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan bedasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan perkembangan pengembangan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena:
Ø  Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang-barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
Ø  Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan
Ø  Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri
·         DISTRIBUSI PENDAPATAN
Pendapatan Nasional yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga keluaga (RTK) di suatu negara dari faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Pendekatan nasional sering digunakan dalam hal:

Ø  Menentukan laju tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara
Ø  Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
Ø  Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dengan negara lainnya.
Berikut adalah beberapa konsep perhitungan pendapatan nasional
Ø  Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (PDB/GDP)
Yaitu jumlah suatu produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP bersifat bruto/kotor.
Ø  Produk Nasional Bruto/Gross National Product (PNB/GNP)
Yaitu meliputi nilai-nilai produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk selama satu tahun, termasuk hasil-hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus:
PNB=PDB-produksi org asing+produksi WN di luar negeri
Ø  Produk Nasional Netto/Net National Product (NNP)
Yaitu penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi yang umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Rumus:
NNP=GNP-Depresiasi (penyusutan)
Ø  Pendapatan Nasional Netto/Net National Income (NNI)
Yaitu pendapatan yang dihitung bedasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus:
NNI=NNP-Pajak Tidak Langsung (subsidi)
Ø  Pendapatan Perseorangan/Personal Income (PI)
Yaitu pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu.
Rumus:
PI=NNI-(pajak perseroan,laba ditahan, iuran jamsos)+transfer payment
Ø  Pendapatan yang siap dibelanjakan/Diposable Income (DI)
Yaitu pendapatan yang siap untuk membeli barang dan jasa. Diposable income juga memperhitungkan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya: pajak pendapatan
Rumus:
DI=PI-Pajak langsung
            Pendapatan Nasional dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Ø  Pendekatan Pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus:
Y=r+w+i+p
r = rent = sewa
w = wage = upah/gaji
i = interest = bunga modal
p = profit = laba
Ø  Pendekatan Produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan barang mentah atau barang setengah jadi).
Rumus:
Y = [(Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) ......]
P = harga
Q = kuantitas
Ø  Pendekatan Pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah Tangga (Consumption), Pemerintah (goverment), Pengeluaran Investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangin impor.
Rumus:
Y=C+I+G+(X-M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
            Pendapatan nasional per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Biasanya digunakan sebagai salah satu indikator akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendapatan per kapita ini diperoleh dengan membagi pendapatan nasional (GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu wilayah (Indonesia)

·         KEMISKINAN
Definisi kemiskinan menurut beberapa ahli:
Ø  Menurut Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.
Ø  Menurut Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
Ø  Menurut Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Ø  Menurut Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
Ø  Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
Ø  Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
Ø  SPECKER (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
1.    kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
2.    gangguan dan tingginya risiko kesehatan,
3.    risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya,
4.    kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5.    kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial.
Ukuran kemiskinan
Ø  Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a.    Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b.    Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Ø  Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang
kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
Faktor-faktor Penyebab kemiskinan
            Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
Ø  Tingkat kemiskinan cukup banyak.
Ø  Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (produktivitas tenaga kerja).
Ø  Tingkat inflasi.
Ø  Tinggat Infestasi.
Ø  Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
Ø  Tingkat dan jenis pendidikan.
Ø  Etos kerja dan motivasi pekerja.
Strategi dalam mengurangi kemiskinan
Ø  Pembangunan Sektor Pertanian
Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
Ø  Pembangunan Sumber Daya manusia
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah.
Ø  Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.


Sumber: http://ikesetiani.wordpress.com/2012/03/26/struktur-produksi-distribusi-pendapatan-dan-kemiskinan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar